Created : 09 Oktober 2006 - 03:24
JIWA YANG TERLUKA
Hakim-hakim 11:1-11
PENDAHULUAN
Di dalam Hakim-hakim 11 ini, kita belajar mengenai Yefta. Disebutkan bahwa Yefta adalah seorang pahlawan. Siapapun kita, kita harus menjadi pahlawan dimanapun kita berada, karena kekristenan membutuhkan pahlawan. Seorang pahlawan adalah seorang yang bertahan hingga akhir. Rancangan Tuhan dalam hidup kita adalah supaya kita menjadi pahlawan.
Meskipun Yefta adalah seorang pahlawan, tetapi dia juga punya masalah. Kemenangan terjadi bukan karena tidak menghadapi masalah, tetapi kita mampu mengatasi setiap masalah. Masalah Yefta adalah ia adalah anak seorang perempuan sundal. Di dalam ayat 2, dijelaskan, ”...engkau tidak mendapat milik pusaka dalam keluarga kami, sebab engkau anak dari perempuan lain”. Meskipun ia punya masalah yaitu sebagai anak perempuan sundal dan sebelumnya seorang yang kuat menghadapi peperangan, namun ketika masalah itu datang terus menerus, Yefta tidak dapat bertahan sehingga dia jatuh menjadi seorang perampok. Di dalam ayat 3 dijelaskan, ”maka larilah Yefta...”. Seorang pahlawan yang seharusnya berani, berkemenangan dan bertahan dalam peperangan, tetapi kenyataannya Yefta melarikan diri. Oleh karena itu, sebagai anak Tuhan, kita tidak boleh seperti Yefta yang melarikan diri tersebut. Apapun masalah dan pergumulan kita, jangan melarikan diri, tetapi tetaplah bertahan dan menghadapinya, karena semakin kita lari, masalah akan semakin mengejar kita. Namun semakin kita berdiri tegar, maka kita akan melihat mujizat. Lebih lanjut dalam ayat 4 dijelaskan, ”berkumpullan kepadanya.....”. Inilah salah satu kelicikan iblis dimana ketika kita lari dari masalah, setan akan mengirim ”orang-orang gila” kepada kita.
Di dalam ayat 6-7 diceritakan mengenai tua-tua Gilead yang pergi menjemput Yefta dari tanah Tob. Hal ini menggambarkan bahwa walapun iblis mempunyai program untuk menghancurkan, namun Tuhan mempunyai program yang luar biasa untuk menyelamatkan.
Keseluruhan cerita ini menceritakan tentang seorang pahlawan yang menghadapi masalah yang terus menekan hidupnya sehingga jiwanya terluka kemudian menjadi seorang perampok. Namun Tuhan memulihkan kehidupannya sehingga kembali menjadi seorang pahlawan yang luar biasa. Hal ini mengajarkan bahwa masa lalu kita yang buruk sekalipun, tidak boleh merusak masa depan kita. Karena hari kemarin adalah pelajaran, hari ini adalah kehidupan dan hari esok adalah kemenangan.
Allah mau agar hidup kita maksimal, namun seringkali manusia hanya meraih 10 persen potensi dalam hidupnya. Salah satu penghambat bagi seseorang untuk masuk dalam kapasitas maksimal adalah luka dalam jiwanya.
Yang berakibat :
1.Minder.
2.Broken Character.Menjadi orang yang sombong, iri, cepat putus asa, cepat kecewa, dll.
3.Pemberontak.Orang yang mempunyai jiwa pemberontak, kalau ditelusuri seringkali karena adanya luka hati.
Ada tiga hal penting yang harus kita ketahui yaitu :
a.Masalah harus dihadapi
b.Luka harus diobati
c.Setan harus diusir.
4.Cenderung possessive.
Menjadi orang yang ”cemburuan”, sangat ingin menguasai segala sesuatu dan menjadi orang yang harus memiliki sesuatu yang diinginkannya karena berhubungan dengan harga dirinya.
5.Terikat kekuatiran dan ketakutan.Pikirannya terus dibelenggu oleh kekuatiran dan ketakutan.
PENYEBAB
Iblis senang agar manusia memiliki hati yang terluka sehingga tidak bisa mencapai kehendak Allah yang maksimal.
Ada beberapa panah penyebab luka hati.
1.Kesalahan-kesalahan orang tua pada anaknya (rencana aborsi, kekerasan, kebencian, keacuhan, dll).Untuk rencana aborsi, anak tersebut memang tidak tahu, namun ia selalu mempunyai kecenderungan untuk melawan orang tuanya. Untuk mengobatinya, anak itu harus sering dipeluk dan adanya ungkapan-ungkapan sayang dari orang tuanya.
2.Terbiasa dibanding-bandingkan.Selalu dibanding-bandingkan dengan orang lain seperti dengan adik atau kakaknya, dengan temannya, dll. Hal ini akan menyebabkan anak itu tidak punya harga diri sehingga menimbulkan luka hati.
3.Memiliki pengalaman-pengalaman yang mempermalukan.Mungkin pernah diperkosa, mengalami pelecehan seksual, dihamili oleh kekasihnya dan ditinggalkan, dll. Ini menimbulkan luka-luka yang dalam.
4.Direndahkan dan dipermalukan di muka umum.Sebagai contoh, suami atau istri yang dipermalukan oleh istri atau suaminya didepan umum atau didepan teman-temannya, dll.
5. Disakiti terus menerus yang berakibat dendam.Ketika disakiti, mungkin awalnya dianggap normal, tetapi karena tidak mengampuni atau ditumpuk-tumpuk/”disimpan” sehingga lama kelamaan menjadi penyakit.
6. Patah hati/trauma.Misalnya orang yang sudah lama berpacaran dan sudah mau menikah, tiba-tiba ditinggalkan pacarnya. Ataupun ada trauma-trauma lainnya.
7. Ditolak/tertolak.Pernah ditolak atau tertolak oleh teman-temannya dan lingkungannya.
SIKAP JIWA YANG TERLUKA
1.Cenderung tertutup.Menjadi orang yang tidak bisa terbuka kepada orang lain (introvert)
2.Mudah mengkritik.Menjadi orang yang suka mengkritik. Memang ada kritik yang membangun tetapi ada juga orang yang mengkritik karena suka mencari-cari kesalahan orang lain.
3.Tidak ada semangat juang.Tidak ada semangat untuk berjuang, selalu mencari jalan pintas, menjadi penjilat, pengkhianat, dll.
4.Sikapnya cenderung aneh/mencari perhatian.Senang mencari perhatian orang lain.
5.Sulit menjaga komitmen (tidak mudah percaya).Orang yang jiwanya terluka, beranggapan bahwa semua orang selalu ingin menyakiti hatinya.
6.Moody.Orang yang jiwanya terluka itu ”angin-anginan”.
PENYEMBUHAN JIWA YANG TERLUKA
1.Mau menyadari luka-luka dalam jiwanya.Jangan menyalahkan orang lain. Yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah menyadari luka dalam jiwanya. Tidak orang yang bisa sembuh kalau tidak menyadari lebih dahulu. Contoh : kita tidak akan datang ke dokter gigi kalau kita tidak menyadari sesuatu yang salah dalam gigi kita.
2.Mau bangkit dan keluar dari luka.Jangan pasrah tetapi kita harus bangkit dan keluar dari luka tersebut.
3.Mau belajar dan berjuang.Waktu Yefta disakiti oleh saudara-saudaranya, ia belajar dan berjuang untuk bangkit.
4.Mau menerima dan memberi pengampunan.Yusuf berkata, ”kamu mereka-rekakan yang jahat, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan...,” (Kej. 50:20). Jadi Yusuf dapat menerima perlakuan buruk dari kakak-kakaknya sehingga dapat memberikan pengampunan. Sebelum mengampuni, luka tidak akan sembuh.
5.Mau menyadari harga hidupnya.Menyadari bahwa hidup kita berharga di mata Tuhan.
PENUTUP
Jiwa yang terluka yang tidak diatasi akan dipakai iblis untuk menghancurkan.
Jiwa yang terluka yang diobati akan dipakai Yesus untuk kemuliaanNya.
Refleksi :
Kita dilahirkan bukan untuk menderita dan sengsara, bukan juga untuk menjadi penghambat karena mempunyai karakter yang tidak baik yang disebabkan oleh luka dalam jiwa kita, tetapi kita dilahirkan untuk menjadi pahlawan agar menyatakan kemuliaan Tuhan bagi dunia.
Doa :
Bapa, kami menyadari bahwa kami diciptakan Tuhan sebagai pahlawan yang merebut kemenangan, penuh dengan mujizat dan melihat perkara-perkara besar dalam hidup ini. Oleh sebab itu jika ada luka dalam jiwa kami, jamahlah dengan kasihMu, balut dan pulihkanlah jiwa kami.
No comments:
Post a Comment