Wednesday, March 16, 2011

Lepas Dari Hubungan Sejenis (2)

SUNDAY, 06 MARCH 2011

Meskipun saya sedang tidak dalam suatu hubungan saat itu, saya langsung menyadari bahwa menjalani hubungan lesbian tidak sejalan dengan menjadi pengikut Kristus. Saya menanyakan seorang wanita Kristen untuk menunjukkan ayat Alkitab yang merujuk pada hal ini. Apa yang saya baca di dalam Alkitab hanya memperkuat tekad saya. Hal ini sangat mudah pada awalnya, saya begitu jatuh cinta dengan Tuhan dan tidak menginginkan yang lain.

Namun, sekitar sembilan bulan setelah menjadi orang Kristen, saya bertemu dengan seorang gadis yang dibesarkan dalam keluarga Kristen namun keluarganya telah menjauh dari Allah. Saya tidak dapat membayangkan bagaimana seseorang dapat melakukan hal itu dan saya sangat ingin membantunya. Niat saya murni, namun tekad saya untuk tetap murni pudar dalam waktu singkat, dan kami terjalin hubungan fisik. Saya tahu bahwa tindakan kami salah, namun saya pikir ini adalah ‘kesempatan terakhir’ sebelum saya benar-benar mennjalani kehidupan selibat.

Setelah tiga bulan, ia berkata padaku, “Lihat, kamu tidak bisa menjadi orang Kristen sekaligus menjadi gay. Alkitab berkata kamu harus panas atau dingin, tetapi jangan suam-suam kuku.” Dia mengutip Alkitab untuk saya! Dengan itu, ia mengakhiri hubungan kami.

Saya mengangkat tangan saya dan berkata, “Baik, Tuhan! Saya tidak ingin hidup seperti ini. Tolong ambil ini dari saya.” Dalam banyak cara, IA melakukannya. Daya tarik saya kepada wanita sangat jauh berkurang, namun lingkungan yang menarik saya ke arah hubungan sejenis tidak berubah. Saya cukup bijak untuk mengetahui meskipun saya telah menyerahkan seluruh hasrat lesbian saya kepada Tuhan, tidak berarti jalan yang akan saya lalui dengan sendirinya akan diaspal dengan emas.

Lepas Dari Hubungan Sejenis (1)

THURSDAY, 03 MARCH 2011


Saya lahir prematur di bulan Mei 1975 dan menghabiskan dua bulan pertama hidup saya di dalam inkubator, keluar dari kehangatan rahim ibuku dan juga keluar dari pelukan hangat semua orang.
Pada masa itu, bayi prematur tidak boleh disentuh maupun dipegang. Hasil dari isolasi selama delapan minggu pertama hidup saya, masa kanak-kanak saya dipenuhi rasa takut yang luar biasa akan ditolak dan diabaikan, kuatir bahwa setiap saat orangtua saya akan meninggalkan saya.

Meskipun saya tidak dapat mengingat dua bulan itu, namun masa itu telah menanamkan duri selama sisa hidup saya; saya melihat seluruh kehidupan saya melalui saringan ini. Lagu dan cerita anak-anak justru membawa kenangan berbeda yang menakutkan bagi saya. Saya selalu menekankan pada topik diabaikan, dan saya membawa perasaan takut itu sampai dewasa. Sepanjang ingatan saya, saya bergumul dengan harga diri. Sangat sulit bagi saya untuk percaya bahwa saya sanggup menyelesaikan sesuatu atau menjadi seseorang yang dapat disukai orang lain.

Selama masa muda saya, keluarga saya rajin ke gereja, melayani di berbagai komite dan terlibat dalam paduan suara. Saya selalu percaya kepada Tuhan, namun masa-masa awal kehidupan saya itu memberi pengaruh pada kehidupan saya sehari-hari. Saya selalu berseru kepada Tuhan dalam masa-masa sulit, bertanya-tanya mengapa IA tidak menyelamatkan saya dari kehidupan sulit yang harus saya jalani.

Memasuki sekolah menengah atas, tidak banyak ketrampilan hidup yang saya miliki. Orangtua saya bercerai saat saya berusia 15 tahun; ayah memenangkan hak asuh atas saya dan kakak perempuan saya. Saya tidak mengerti bagaimana harus menghadapi emosi saya dengan benar, yang bertumbuh menjadi penyimpangan perilaku. Jadi saya menyakiti diri saya sendiri. Saya mengiris-ngiris tubuh dengan benda tajam, dan menghantam kepala ke dinding maupun lantai serta meninju dinding atau lantai dengan kekuatan penuh. Saya mulai mengalami penyimpangan makan di usia 14 tahun, dan di akhir masa SMA saya mengalami sesak nafas dan penyimpangan makan.
Saya mulai bereksperimen secara seksual dengan para gadis di usia muda. Hal ini terus berlanjut sampai sebagai siswa SMA, saya menyadari bahwa saya tertarik secara fisik kepada sahabat saya. Sebelum hubungan kami terjadi secara fisik, secara emosional memang sudah tidak sehat. Ketika kami mulai menunjukkan ketertarikan secara fisik, saya benar-benar bergantung padanya untuk membuat diri saya berharga.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...