Saturday, June 6, 2009

Jiwa yang Terluka 2

Pemberontakan

Bilangan 14:1-10


I. Pendahuluan

Setiap orang pasti pernah menghadapi orang-orang yang memberontak, seperti anak-anak, suami atau istri, dll.

Di dalam Bilangan 14:1-10 menceritakan tentang orang-orang Israel yang sering bersungut-sungut. Orang yang jiwanya luka, cenderung menjadi seorang pemberontak. Seperti orang Israel menjadi pemberontak karena sebelumnya mereka menjadi budak di Mesir. Mental mereka adalah mental seorang budak yang sering disakiti baik tubuh maupun jiwa sehingga jiwa mereka terluka. Pikiran mereka cenderung menjadi pikiran yang ”pendek”.

Di dalam Bil. 14:5-10 menceritakan mengenai keberanian Yosua dan Kaleb. Dua orang yang tidak mempunyai jiwa pemberontak, yang menyerukan kepada bangsa Israel bahwa ”Tuhan akan memberikan suatu negeri yang berlimpah susu dan madunya, hanya janganlah memberontak”. Artinya anugerah, mujizat dan kemenangan adalah pasti, tetapi jangan memberontak. Jika ada tantangan dan persoalan, kadangkala bukan Tuhan tidak menjawab dan menolong tetapi karena Tuhan sedang membentuk kita untuk menjadi pribadi yang luar biasa dan menjadi segambar dan serupa dengan Dia. Hanya seringkali baru setengah jalan, kita sudah bersungut-sungut dan mau menyerah bahkan memberontak padahal yang tahu kekuatan kita adalah Tuhan sendiri dan Tuhan tidak akan mengijinkan persoalan itu melebihi kekuatan kita.

Lebih lanjut di dalam ay. 10 dijelaskan bahwa orang Israel hendak melempari Yosua dan Kaleb dengan batu, tetapi karena Yosua, Kaleb dan Musa adalah orang-orang yang tidak memberontak, maka kemuliaan Tuhan memenuhi tempat tersebut sehingga orang-orang Israel tidak dapat berbuat apa-apa terhadap mereka. Selama kita berjalan dalam ketaatan, kemuliaan Tuhan akan memenuhi kehidupan kita.

II. Definisi

Sebuah suasana hati yang melanda seseorang di mana mengakibatkan ketidaksenangan, ketidakinginan untuk patuh pada aturan yang berlaku dan cenderung untuk melakukan sesuatu yang berbeda dari kebiasaan-kebiasaan yang ada.

III. Jenis-jenis Pemberontakan

1. Pemberontakan yang tidak disadari.
Pemberontakan yang ada di dalam diri seseorang tanpa disadarinya, hanya terlihat dari sikap dan perbuatannya yang cenderung sulit dimengerti.

2. Pemberontakan keseharian.
Pelaku mulai berontak dalam hal-hal sederhana dalam keseharian seperti malas berdoa, tidak mau ke gereja atau menolak melayani, dll.

3. Pemberontakan prinsip.
Kecenderungan pemberontakan mulai lebih berat karena ia begitu yakin bahwa Tuhan telah meninggalkannya.

4. Pemberontakan mendalam.
Keadaan pemberontakan yang berat di mana seorang secara sadar merasa tertolak dan kecewa terhadap segala keadaan bahkan terhadap Tuhan. Dalam tingkatan ini biasanya pelaku merasa Tuhan tidak ada.

IV. Penyebab Pemberontakan

A. TIDAK DIKETAHUI

1. Hal-hal yang terjadi sebelum lahir.
Misalnya orang tuanya pernah menyerahkan janinnya kepada dukun-dukun, paranormal atau kuasa-kuasa kegelapan lainnya atau juga sebelum lahir sudah mulai dikutuk oleh orang tuanya karena kelahiran yang tidak diharapkan, dll.

2. Hal-hal yang terjadi di masa usia kanak-kanak.
Pernah diperlakukan dengan tidak baik oleh lingkungannya. Misalnya pernah dipukul dengan ”membabi-buta” oleh orang tuanya, pernah dilecehkan oleh saudara-saudaranya atau pernah diperkosa, dll.

B. DIKETAHUI.

1. Karena merasa disakiti dan dikecewakan.
Terus menerus disakiti dan dikecewakan.

2. Karena menyimpulkan hal-hal negatif dalam pikiran.
Kalau di tegur, selalu menganggap bahwa orang yang menegur tersebut tidak senang atau kalau yang menegur adalah orang tuanya, orang tuanya tidak sayang lagi, dll.

3. Karena menghadapi situasi yang serba salah.
Artinya selalu ada dalam posisi yang serba salah sehingga apapun yang terjadi bersikap ”masa bodoh”.

4. Karena amarah yang mendalam, yang tidak terselesaikan.
Ada kekecewaan atau amarah terhadap orang lain yang tidak diselesaikan tetapi disimpan dan dipendam dalam hati.

5. Karena mendendam di hati.
Menyimpan dendam di dalam hati sehingga nampak dalam perbuatan kesehariannya maupun dalam cara berpikirnya.

V. Akibat-akibat Pemberontakan

1. Melakukan tindakan-tindakan aneh yang berbahaya.
Orang-orang yang ada benih pemberontakan selalu ingin melakukan hal-hal yang aneh dan berbahaya di dalam hidupnya. Misalnya melakukan ”olahraga” yang berbahaya, dll.

2. Menyukai hal-hal yang jahat tidak normal.
Bagi orang yang jiwanya pemberontak, melakukan kejahatan dianggap normal dan menyenangkan.

3. Cenderung menarik perhatian orang.
Orang yang mempunyai jiwa pemberontak sangat senang menarik perhatian orang lain misalnya dengan melakukan hal-hal yang aneh.

4. Senang melanggar aturan yang berlaku.
Orang yang jiwanya pemberontak, senang dan bahkan bangga kalau bisa melanggar aturan-aturan yang ada.

5. Menolak hal-hal yang sifatnya rohani.
Tidak senang dan tidak tertarik dengan hal-hal yang sifatnya rohani.

VI. Pandangan Alkitab

Alkitab penuh dengan pandangan “Tunduklah”, “Takutlah”, dan “Taatilah”. Karena dalam Alkitab kita digambarkan sebagai pribadi yang tidak dapat berbuat apa-apa tanpa Yesus (Yoh. 15:5). Namun jika kita setia untuk hal yang kecil, Tuhan mau memberkati kita dalam perkara yang besar (Mat. 25:21).

1. Kita harus tunduk pada Allah (Yak. 4:7)
Alkitab menjelaskan, “tunduklah pada Allah dan lawanlah iblis”. Artinya kalau kita tidak tunduk pada Allah, maka kita tidak mempunyai kuasa untuk melawan iblis.

2. Kita harus tunduk pada pemimpin (Ibr. 13:17)
Firman Tuhan menjelaskan, “taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka...”.

3. Kita harus tunduk pada orang tua (1 Pet. 5:5)
Firman Tuhan dengan jelas menegaskan, ”..tunduklah kepada orang-orang yang tua...”.

4. Kita harus tunduk pada lembaga manusia (1 Pet. 2:13-14)
Kita harus tunduk kepada aturan-aturan yang berlaku di negara kita.

5. Barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan (Mat. 23:12)
Untuk bisa taat, dibutuhkan kerendahan hati sehingga akan ditinggikan oleh Tuhan. Namun sebaliknya, kalau memberontak dan sombong, kita akan direndahkan oleh Tuhan.

VII. Menundukkan Pemberontakan

1. Sadari mengapa pemberontakan itu terjadi.
Kalau kita menyadari dari mana pemberontakan itu terjadi, maka dari situlah kita mulai menundukkan pemberontakan tersebut.

2. Sadari bahwa di balik kepahitan hidup ada kemanisan rencana Allah.
Walaupun kita mengalami kepahitan hidup, kita harus bersyukur karena dibalik kepahitan itu, ada kemanisan rencana Allah bagi kehidupan kita.

3. Sadari pemberontakan hanya membawa kehancuran.
Pemberontakan tidak akan menolong kita dalam mencapai kehendak Allah, tetapi justru akan membawa kehancuran, kegagalan dan penderitaan.

4. Mulai tunduk pada Allah dan mohon bimbinganNya.
Setelah kita menyelesaikan atau “membereskan” masalah pemberontakan tersebut, mulailah taat dan tunduk pada Allah dan mohon bimbinganNya.

5. Hormati orang di sekitar kita.
Mulailah belajar untuk menghormati orang lain. Walaupun orang lain menyakiti hati kita, ingatlah Firman Tuhan bahwa ”besi menajamkan besi, manusia menajamkan sesamanya”.

6. Sadari bahwa ada upah bagi setiap mereka yang mau merendahkan diri.
Kalau kita merendahkan diri karena Kristus, ada upah atau ada berkat yang tersedia bagi kita.

VIII. Penutup

Pemberontakan selalu terjadi karena kekecewaan dan kemarahan seseorang tentang kondisi yang terjadi, namun ingatlah pemberontakan hanya menambah persoalan. Tetapi dengan ketaatan pada Allah, kita akan melihat kemenangan besar.

Refleksi :
Pemberontakan hanya menuntun kita kepada kehancuran, tetapi ketaatan menuntun kita kepada kemuliaan. Mulai pandang ke depan melihat kemuliaan Allah yang luar biasa. Mulai rancangkan hal-hal yang baik dalam hidup ini.


Doa :
Bapa, kami tahu Tuhan tidak pernah gagal dan tidak ada perkara yang mustahil bagiMu. Jamahlah hidup kami, jadikan kami indah di hadapanMu. Kalau ada pemberontakan di dalam kehidupan kami, lepaskanlah sekarang. Berilah damai sejahtera, ketenangan dan sukacita dalam kehidupan kami.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...